SEDIH BANGET !!! PRIA WAJIB BACA ?? JIKA ANDA SEORANG WANITA TOLONG SHARE KE PRIA LAINNYA SUPAYA BISA MENCONTOH KISAH INI !! SUAMIKU MALAIKATKU; KISAH KESETIAAN SEORANG SUAMI KEPADA ISTIRINYA !!
21 Apr 2016
Add Comment
Nama komplitnya Eko Pratomo Suyatno, tetapi kerapkali dimaksud Suyatno saja. Usianya mungkin saja sudah meraih 60 th.. Dia yaitu yang memiliki satu perusahaan besar dibagian investasi reksadana yang cukup bagus reputasinya di negeri ini.
Sebagai seseorang pengusaha berhasil, dia dan keluarganya mempunyai kehidupan yang cukup baik. Perkawinannya dengan isteri terkasih kian lebih 30 th. waktu lalu juga begitu bahagia, serta telah peroleh 4 orang anak yang sekarang ini telah tumbuh dewasa semuanya.
Kehidupan tempat tinggal tangganya memperoleh cobaan berat sebentar sesudah isterinya melahirkan anak ke empatnya. Sesudah melahirkan, mendadak ke dua kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan. Kondisi itu berjalan hingga 2 th.. Keadaannya lalu bukannya lebih baik, pada th. selanjutnya juiceteru kelumpuhan itu berlangsung pada semua badannya. Lidahnya tidak bisa digerakkan, automatis juga tidak bisa bicara. Cuma satu langkah berkomunikasi dengan orang lain hanya dengan menggunakan bhs isyarat mata.
Hadapi kondisi isterinya yang seperti itu, Pak Suyatno selalu tabah serta dengan sabar melindungi dan mengurus semuanya keperluan isterinya. Dia ingin tunjukkan cinta yang sesungguhnya pada isterinya yang sekarang ini lumpuh itu lewat cara mengurusi segera semuanya kepentingan isterinya, meskipun sesungguhnya dia dapat membayar seorang untuk lakukan semuanya. Namun kebesaran cinta pada isterinya bikin dia selalu kuat dan setia melayani isterinya. Tengah pembantu-pembantu yang ada ditugaskan untuk mengatur keperluan rumah tangga. Pak Suyatno juga automatis bertindak sebagai ibu untuk ke empat anaknya.
Sebelum pergi ke tempat usahanya sehari-hari, Pak Suyatno selalu meluangkan diri memandikan, bersihkan kotoran, menukar pakaian dan menyuapi isteri tercintanya. Agar sang isteri tidak kesepian saat ditinggal, dia dekatkan sang isteri pada suatu televise di ruangnya. Meskipun istrinya tidak bisa bicara tetapi dia senantiasa lihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha pak Suyatno tidak demikian jauh dari tempat tinggalnya sampai siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, ganti pakaian serta selepas maghrib dia rekani istrinya nonton tv sambil bercerita apa-apa saja yang dia alami sepanjang hari.
Walau istrinya hanya bisa lihat tanpa ada dapat menyikapi, Pak Suyatno dengan setia mengajak istrinya duduk di belakang dia saat Pak Suyatno shalat, seperti tengah berjamaah. Ia-pun kerap mengajak istrinya mengaji atau dengarkan Pak Suyatno mengaji dan mengajak sang istri berzikir, walaupun hanya dalam hati. Semua itu ditempuh Pak Suyatno dengan ikhlas dan ia telah cukup suka bahkan juga dia senantiasa menggoda istrinya sehari-hari, agar istrinya tersenyum.
Kebiasaan ini telah dikerjakan pak Suyatno sepanjang 25 th., dengan sabar dia menjaga istrinya bahkan juga sembari membesarkan ke empat buah hati mereka.
Pada suatu hari keempat anak suyatno berkumpul dirumah orangtua mereka sembari menjenguk ibunya. Karena setelah mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan pak Suyatno mengambil keputusan untuk menjaga sendiri ibu mereka. Yang dia kehendaki cuma satu semua anaknya sukses.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yang sulung berkata ” Pak kami mau sekali merawat ibu, sejak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak………bahkan bapak tak ijinkan kami menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu meneruskan kata-katanya, “Sudah yang ke empat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu juga akan mengijinkannya. Kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini? Terus terang kami sudah tak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baiknya dengan cara bergantian bila bapak menikah lagi”.
Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tak diduga oleh anak-anak mereka, “Anak-anakku ………, terima kasih atas saran kalian. Cuma saja bapak mempunyai prinsip yg tidak bisa ditawar lagi. Untuk bapak, seandainya perk
winan serta kehidupan didunia ini cuma untuk memenuhi nafsu kita, terlebih nafsu birahi mungkin saja bapak akan menikah lagi sudah sedari dulu……Tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disamping bapak, untuk bapak itu sudah lebih dari cukup. Dia sudah melahirkan kalian.. “ Sejenak kerongkongannya tersekat, ” Anakku, kalian yang selalu bapak serta ibu rindukan ada di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun bisa menggantinyai dengan apa pun. Cobalah kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini?. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang? Kalian menginginkan bapak yang masih di beri Allah swt kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yang masih sakit? Jujur saja nak, bapak tak tega, meninggalkan ibumu” kali ini ada tetesan air mata di sudut mata Pak Suyatno. Saat itu juga meledaklah tangis anak-anak pak Suyatno, lalu merekapun lihat juga butiran-butiran bening jatuh dipelupuk mata ibunya, yang dengan pilu ditatapnya mata sang suami yang sangat setia dan sangat dicintainya itu..
Akibat kesetiannya selama puluhan th. itu, sampailah pada akhirnya pak Suyatno diundang oleh Metro TV untuk jadi nara sumber pada acara Kick Andy. Di acara itu mereka mengajukan pertanyaan pada Pak Suyatno, bagaimana beliau mampu bertahan selama 25 th. menjaga istrinya yang sudah tak bisa apa-apa itu? Mengingat waktu itu bukan waktu yang pendek untuk menguji batas kesabaran serta ketabahan manusia biasa.
Pada saat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang ada di studio. Bila bisa menebak, tangis Pak Suyatno bukanlah karena beban dia yang berat selama bertahun-tahun itu, tetapi karena memikirkan penderitaan isteri tercintanya yang tidak kunjung berakhir setelah lebih dari seperempat abad berlalu. Kebanyakan kaum perempuanpun tak mampu menahan haru, lalu disitulah Pak Suyatno bercerita.
“Bagi saya, bila manusia didunia ini mengagungkan suatu cinta dalam perkawinannya, namun tidak mau berkorban dengan memberi (memberi waktu, memberi tenaga, pikiran serta perhatian) adalah hanya kesia-siaan belaka. Mulai sejak dulu saya memilih istri saya jadi pendamping hidup saya, dengan tekad kita akan bersama dalam suka ataupun duka, sampai Allah swt memanggil kita. Saya tak akan melupakan jasa-jasa besar istri saya pada saat dia sehat, diapun dengan sabar menjaga saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya. Ia juga sudah memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu, saleh serta pinter. Di mata saya, ia sehat dan masih cantik seperti 30 th. yang lalu. Saya tak pernah menganggapnya lumpuh. Waktu saya menyuapinya, saya rasakan sama seperti waktu saya menyuapinya saat kita berbulan madu. Waktu saya menggendongnya untuk naik dan turun dari tempat tidur, saya merasakan seperti waktu kita masih berbulan madu. Setiap kali saya melihat wajahnya, sama seperti saat saya melihatnya di saat kami pacaran atau seperti waktu saya memandangnya saat kami berbulan madu ”
Pak Suyatno kemudian melanjutkan, ” Saat ini dia dalam keadaan sakit setelah melahirkan anak kami. Ia sudah berkorban untuk cinta kami bersama. Untuk saya kondisi itu adalah ujiandari Allah untuk saya atas cinta kami berdua. Apakah saya bisa memegang prinsip untuk mencintainya apa adanya. Dalam keadaan ia sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sedang dalam keadaan sakit.
Tidak, tidak, bahkan berpikir untuk itupun saya tidak mau. Biarlah saya ikhlas melakukan takdir Allah ini, saya yakin ” Gusti Allah ora sare “, Tuhan tak pernah tidur. Sekecil apa pun yang saya berikanlah pada istri saya dan anak-anak, saya niatkan cuma untuk beribadah saya kepada Allah swt. Dan saya yakin Allah pasti akan memperhitungkan apa pun yang kita perbuat, sekecil apa pun. Saya berupaya mengikuti Rasulullah, tauladan saya yang mencintai dan melayani istrinya, tidak cuma dilayani.
Sekarang ini harapan saya cuma satu, ijinkan saya menjaga istri saya yang sangat saya cintai sampai Allah memanggil salah satu di antara kita. Kalapun ia di panggil lebih dahulu, saya bertekad untuk terus mencintainya dan tidak akan menikah lagi. Istri saya adalah cinta dunia dan akhirat saya. Bila Allah mengizinkan kami masuk surga, Insya Allah, saya menginginkan ia jadi Bidadari saya di Surga”
Kali ini Pak Suyatno sama sekali tak menangis, malah penontonlah yang menangis.
MUDAH MUDAN BERMANFAAT DAN KITA BISA MENCONTOHNYA,AMIIN
TOLONG SEBARKAN KISAH INI SEMOGA PARA SUAMI ISTRI BISA MENCONTOH APA YANG SUDAH DILAKUKAN OLEH BAPAK SUYATNO INI
http://www.tolongbagikan.com/2016/02/sedih-banget-pria-wajib-baca-jika-anda.html
Sebagai seseorang pengusaha berhasil, dia dan keluarganya mempunyai kehidupan yang cukup baik. Perkawinannya dengan isteri terkasih kian lebih 30 th. waktu lalu juga begitu bahagia, serta telah peroleh 4 orang anak yang sekarang ini telah tumbuh dewasa semuanya.
Kehidupan tempat tinggal tangganya memperoleh cobaan berat sebentar sesudah isterinya melahirkan anak ke empatnya. Sesudah melahirkan, mendadak ke dua kakinya lumpuh tidak bisa digerakkan. Kondisi itu berjalan hingga 2 th.. Keadaannya lalu bukannya lebih baik, pada th. selanjutnya juiceteru kelumpuhan itu berlangsung pada semua badannya. Lidahnya tidak bisa digerakkan, automatis juga tidak bisa bicara. Cuma satu langkah berkomunikasi dengan orang lain hanya dengan menggunakan bhs isyarat mata.
Hadapi kondisi isterinya yang seperti itu, Pak Suyatno selalu tabah serta dengan sabar melindungi dan mengurus semuanya keperluan isterinya. Dia ingin tunjukkan cinta yang sesungguhnya pada isterinya yang sekarang ini lumpuh itu lewat cara mengurusi segera semuanya kepentingan isterinya, meskipun sesungguhnya dia dapat membayar seorang untuk lakukan semuanya. Namun kebesaran cinta pada isterinya bikin dia selalu kuat dan setia melayani isterinya. Tengah pembantu-pembantu yang ada ditugaskan untuk mengatur keperluan rumah tangga. Pak Suyatno juga automatis bertindak sebagai ibu untuk ke empat anaknya.
Sebelum pergi ke tempat usahanya sehari-hari, Pak Suyatno selalu meluangkan diri memandikan, bersihkan kotoran, menukar pakaian dan menyuapi isteri tercintanya. Agar sang isteri tidak kesepian saat ditinggal, dia dekatkan sang isteri pada suatu televise di ruangnya. Meskipun istrinya tidak bisa bicara tetapi dia senantiasa lihat istrinya tersenyum. Untunglah tempat usaha pak Suyatno tidak demikian jauh dari tempat tinggalnya sampai siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, ganti pakaian serta selepas maghrib dia rekani istrinya nonton tv sambil bercerita apa-apa saja yang dia alami sepanjang hari.
Walau istrinya hanya bisa lihat tanpa ada dapat menyikapi, Pak Suyatno dengan setia mengajak istrinya duduk di belakang dia saat Pak Suyatno shalat, seperti tengah berjamaah. Ia-pun kerap mengajak istrinya mengaji atau dengarkan Pak Suyatno mengaji dan mengajak sang istri berzikir, walaupun hanya dalam hati. Semua itu ditempuh Pak Suyatno dengan ikhlas dan ia telah cukup suka bahkan juga dia senantiasa menggoda istrinya sehari-hari, agar istrinya tersenyum.
Kebiasaan ini telah dikerjakan pak Suyatno sepanjang 25 th., dengan sabar dia menjaga istrinya bahkan juga sembari membesarkan ke empat buah hati mereka.
Pada suatu hari keempat anak suyatno berkumpul dirumah orangtua mereka sembari menjenguk ibunya. Karena setelah mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing-masing dan pak Suyatno mengambil keputusan untuk menjaga sendiri ibu mereka. Yang dia kehendaki cuma satu semua anaknya sukses.
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yang sulung berkata ” Pak kami mau sekali merawat ibu, sejak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak………bahkan bapak tak ijinkan kami menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu meneruskan kata-katanya, “Sudah yang ke empat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibu juga akan mengijinkannya. Kapan Bapak menikmati masa tua Bapak dengan berkorban seperti ini? Terus terang kami sudah tak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baiknya dengan cara bergantian bila bapak menikah lagi”.
Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tak diduga oleh anak-anak mereka, “Anak-anakku ………, terima kasih atas saran kalian. Cuma saja bapak mempunyai prinsip yg tidak bisa ditawar lagi. Untuk bapak, seandainya perk
winan serta kehidupan didunia ini cuma untuk memenuhi nafsu kita, terlebih nafsu birahi mungkin saja bapak akan menikah lagi sudah sedari dulu……Tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disamping bapak, untuk bapak itu sudah lebih dari cukup. Dia sudah melahirkan kalian.. “ Sejenak kerongkongannya tersekat, ” Anakku, kalian yang selalu bapak serta ibu rindukan ada di dunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun bisa menggantinyai dengan apa pun. Cobalah kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti ini?. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang? Kalian menginginkan bapak yang masih di beri Allah swt kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yang masih sakit? Jujur saja nak, bapak tak tega, meninggalkan ibumu” kali ini ada tetesan air mata di sudut mata Pak Suyatno. Saat itu juga meledaklah tangis anak-anak pak Suyatno, lalu merekapun lihat juga butiran-butiran bening jatuh dipelupuk mata ibunya, yang dengan pilu ditatapnya mata sang suami yang sangat setia dan sangat dicintainya itu..
Akibat kesetiannya selama puluhan th. itu, sampailah pada akhirnya pak Suyatno diundang oleh Metro TV untuk jadi nara sumber pada acara Kick Andy. Di acara itu mereka mengajukan pertanyaan pada Pak Suyatno, bagaimana beliau mampu bertahan selama 25 th. menjaga istrinya yang sudah tak bisa apa-apa itu? Mengingat waktu itu bukan waktu yang pendek untuk menguji batas kesabaran serta ketabahan manusia biasa.
Pada saat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yang ada di studio. Bila bisa menebak, tangis Pak Suyatno bukanlah karena beban dia yang berat selama bertahun-tahun itu, tetapi karena memikirkan penderitaan isteri tercintanya yang tidak kunjung berakhir setelah lebih dari seperempat abad berlalu. Kebanyakan kaum perempuanpun tak mampu menahan haru, lalu disitulah Pak Suyatno bercerita.
“Bagi saya, bila manusia didunia ini mengagungkan suatu cinta dalam perkawinannya, namun tidak mau berkorban dengan memberi (memberi waktu, memberi tenaga, pikiran serta perhatian) adalah hanya kesia-siaan belaka. Mulai sejak dulu saya memilih istri saya jadi pendamping hidup saya, dengan tekad kita akan bersama dalam suka ataupun duka, sampai Allah swt memanggil kita. Saya tak akan melupakan jasa-jasa besar istri saya pada saat dia sehat, diapun dengan sabar menjaga saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya. Ia juga sudah memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu, saleh serta pinter. Di mata saya, ia sehat dan masih cantik seperti 30 th. yang lalu. Saya tak pernah menganggapnya lumpuh. Waktu saya menyuapinya, saya rasakan sama seperti waktu saya menyuapinya saat kita berbulan madu. Waktu saya menggendongnya untuk naik dan turun dari tempat tidur, saya merasakan seperti waktu kita masih berbulan madu. Setiap kali saya melihat wajahnya, sama seperti saat saya melihatnya di saat kami pacaran atau seperti waktu saya memandangnya saat kami berbulan madu ”
Pak Suyatno kemudian melanjutkan, ” Saat ini dia dalam keadaan sakit setelah melahirkan anak kami. Ia sudah berkorban untuk cinta kami bersama. Untuk saya kondisi itu adalah ujiandari Allah untuk saya atas cinta kami berdua. Apakah saya bisa memegang prinsip untuk mencintainya apa adanya. Dalam keadaan ia sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sedang dalam keadaan sakit.
Tidak, tidak, bahkan berpikir untuk itupun saya tidak mau. Biarlah saya ikhlas melakukan takdir Allah ini, saya yakin ” Gusti Allah ora sare “, Tuhan tak pernah tidur. Sekecil apa pun yang saya berikanlah pada istri saya dan anak-anak, saya niatkan cuma untuk beribadah saya kepada Allah swt. Dan saya yakin Allah pasti akan memperhitungkan apa pun yang kita perbuat, sekecil apa pun. Saya berupaya mengikuti Rasulullah, tauladan saya yang mencintai dan melayani istrinya, tidak cuma dilayani.
Sekarang ini harapan saya cuma satu, ijinkan saya menjaga istri saya yang sangat saya cintai sampai Allah memanggil salah satu di antara kita. Kalapun ia di panggil lebih dahulu, saya bertekad untuk terus mencintainya dan tidak akan menikah lagi. Istri saya adalah cinta dunia dan akhirat saya. Bila Allah mengizinkan kami masuk surga, Insya Allah, saya menginginkan ia jadi Bidadari saya di Surga”
Kali ini Pak Suyatno sama sekali tak menangis, malah penontonlah yang menangis.
MUDAH MUDAN BERMANFAAT DAN KITA BISA MENCONTOHNYA,AMIIN
TOLONG SEBARKAN KISAH INI SEMOGA PARA SUAMI ISTRI BISA MENCONTOH APA YANG SUDAH DILAKUKAN OLEH BAPAK SUYATNO INI
http://www.tolongbagikan.com/2016/02/sedih-banget-pria-wajib-baca-jika-anda.html
0 Response to "SEDIH BANGET !!! PRIA WAJIB BACA ?? JIKA ANDA SEORANG WANITA TOLONG SHARE KE PRIA LAINNYA SUPAYA BISA MENCONTOH KISAH INI !! SUAMIKU MALAIKATKU; KISAH KESETIAAN SEORANG SUAMI KEPADA ISTIRINYA !!"
Posting Komentar