-->

Kepedihan Seorang Suami Yang Memaafkan Perselingkuhan Istrinya Demi Anak-Anak Mereka !!!

Saya yaitu seseorang suami berumur 32 th serta istri saya berumur 29 th, Alhamdulillah kami sudah membina rumah tangga sepanjang 8 th. serta sudah dikaruniai 2 putra putri (SD serta TK). Kami bertempat di Semarang.



Saya seseorang pegawai negeri, istri saya seseorang pegawai swasta. Istri saya telah bekerja di perusahaan ini (layanan konsultasi pajak) telah sepanjang 8 th. sebagai seseorang sekretaris merangkap admin serta keuangan (lantaran perusahaan itu sifatnya punya perseorangan serta tak demikian besar). Namun sekitaran bln. September 2012 istri saya sangat terpaksa resign dari pekerjaannya (lantaran pengasuh anak-anak kami), namun lantaran atasannya begitu menggantungkan serta memercayakan pekerjaan pada istri saya, jadi istri saya disuruh untuk datang ke kantor sekurang-kurangnya 2 kali tiap-tiap pekannya untuk datang mengurusi keuangan perusahaannya. Saat itu kami memikirkan alhamdulillah masihlah ada penambahan untuk keperluan keluarga.

Jalinan persaudaraan keluarga kami serta keluarga atasan istri saya baik. Sekitaran 1 bln. waktu lalu, istri dari atasan istri saya (sebutlah namanya yaitu si Z serta nama istrinya yaitu ibu Y), menelepon saya lantaran bakal bertandang ke kantor saya dengan argumen ada proyek baru. Namun saya memiliki firasat lain, tentu ada suatu hal yang bakal di sampaikan diluar proyek itu. Serta nyatanya benar, ibu Y mengemukakan kalau suaminya jalan dengan istri saya dengan kata lain mereka berselingkuh!

Firasat saya benar, tentu ada apa-apa dengan istri saya. Fikiran negatif pada istri saya sepanjang bertahun-tahun ini jadi fakta. Luluh serta hancur hati serta perasaan saya, terlebih saat ibu Y memerlihatkan isi BBM-an suaminya dengan istri saya. Ibu Y tahu peristiwa ini dari BB suaminya yang ceroboh menaruh BB nya. Sungguh sakit kami membaca isi BBM itu, isi BBM itu telah di luar batas kewajaran, begitu jorok serta jijik saya membacanya.

Singkat narasi pada akhirnya saya memanggil istri saya serta saya memohon ibu Y membawa si Z ke tempat tinggal saya dengan maksud bakal diinterogasi. Saya memohon pertolongan kakak ipar saya (kakak dari isteri saya untuk mengikuti saya serta sebagai saksi). Pada akhirnya saya, istri saya, kakak ipar saya, ibu Y serta si Z berkumpul dirumah saya.

Dengan bukti pembicaraan BBM yang telah saya print serta saya tunjukkan ke mereka pada akhirnya mereka mengaku kalau mereka berselingkuh, bahkan juga telah lakukan jalinan tubuh ditempat kerja!!! Istri saya sekian kali pingsan serta menangis terus-menerus lantaran terbongkarnya masalah ini.

Istri saya bersujud serta mohon maaf pada saya dihadapan mereka serta mengakui bersalah, namun istri saya mengemukakan kalau hal semacam itu dikerjakan lantaran dibawah desakan serta paksaan si Z yang galak (si Z sepengetahuan saya memanglah galak pada pegawainya), serta lantaran masihlah memerlukan pekerjaan itu, bukanlah lantaran basic sama-sama sukai, bahkan juga istri saya mengemukakan sebenarnya hatinya begitu terpukul serta menjerit saat momen itu berjalan (sekalipun tak ada rasa sukai maupun nikmati) selain itu memanglah istri saya masihlah memerlukan pekerjaan untuk menolong keperluan keluarga.

Dalam BBM-an itu istri saya senantiasa meladeni apa pun pertanyaan dari si Z, seperti “masih sayang gak sama saya? ”, istriku menjawab “bukan masihlah namun tetap”, lantas pertanyaan yang lain “enakan sama saya atau sama yang dirumah? ”, istriku menjawab “ya disitu dong”, dan lain-lain.
Istri saya membela diri sembari menangis, serta sembari menyebutkan “Demi Allah” kalau apa yang dia jawab di BBM itu yaitu bohong (bukanlah mewakili hatinya), hanya untuk nyenengin si Z, lantaran istri saya takut dimarahin, serta takut kehilangan pekerjaan itu. Istri saya memberikan keyakinan saya kalau cintanya, kasih sayangnya cuma buat saya seseorang. Tak ada niatan sekalipun untuk menanam duri di daging saya.

Si Z pada akhirnya mohon maaf serta memberikan keyakinan kami semuanya kalau momen itu yaitu murni kekeliruan dia, istri saya tak bersalah tuturnya. Pernyataan istri saya kalau peristiwa itu berlangsung mulai sejak istri saya resign, tak tahu kapan persisnya serta berapakah kali peristiwanya. Mereka tak katakan bln. apa serta berapakah kali, meskipun telah kami desak. Bahkan juga ibu Z memukuli suaminya dihadapan kami. Namun Alhamdulillah bu, saya masihlah dapat mengatur emosi, tidak sepatah kata kasar juga yang keluar dari mulut saya, terlebih perlakuan fisik baik itu ke si Z maupun ke istri saya.

Sesudah interogasi itu usai serta si Z serta ibu Y telah pulang, Pada akhirnya orangtua (ibu) dari istri saya di panggil oleh kakak ipar saya untuk bercerita peristiwa ini, kembali istri saya menangis serta sungguh-sungguh m
nyesali tindakannya serta tetaplah dia membela diri kalau semuanya yaitu didesak, di bawah desakan, sekalipun tak ada niatan, istri saya tak berdaya, serta sangat terpaksa meladeni nafsu setan si Z.

Pada akhirnya istri saya bersujud di kaki saya serta membersihkan kaki saya lantas membasuhkan air cucian itu kemukanya serta bahkan juga diminumnya sembari disaksikan oleh ibunya serta kakak nya serta sembari berjanji akan tidak mengulanginya lagi serta kembali memberikan keyakinan kami kalau momen ini murni bukanlah tekad istri saya serta tak ada unsur suka-sama sukai.

Pada akhirnya dengan mengatakan Bismillah serta memohon ridho Allah SWT, saya memaafkan istri saya, saya kecup keningnya, saya peluk, serta saya cobalah mengikhlaskan semuanya yang telah berlangsung. Aksi ini saya ambillah lantaran untuk menjaga bahtera rumah tangga saya dengan istri terkasih saya serta untuk hari esok anak-anak saya. Saya tidak mau anak-anak ajukan pertanyaan “ Bapak, Bunda mana? ” maupun demikian sebaliknya “Bunda,, bapak mana? ”.

Pada akhirnya saya menyuruh istri saya untuk berhenti kerja serta meniadakan nama si Z di daftar BBM nya, semuanya beberapa barang istri saya yang terkait dengan pekerjaannya kami buang. Serta saat ini telah bersih tidak tersisa, bahkan juga ubah no HP. Serta istri saya saat ini konsentrasi wiraswasta usaha on-line.

1 hari, 2 hari serta satu bulan telah teratasi, cobaan itu kami lalui, Alhamdulillah kami tak pernah melalui shalat 5 saat, shalat malam serta tak pernah lewatkan untuk shalat berjama’ah, butuh di ketahui kalau istri saya berkerudung. Alhamdulillah kondisi istri saya telah kondunsif, namun sebagai permasalahan baru saat ini yaitu ada pada diri saya. Saya tengah melawan diri saya sendiri.

Saya memanglah tak pernah lihat peristiwa itu, namun saya dapat berimajinasi, memikirkan apa sajakah yang mereka kerjakan berdasar pada rentetan pembicaraan mereka di BBM, tak dapat saya lupakan. Itu yang mengganggu saya. Bayang-bayang kotor tingkah laku mereka senantiasa ada dipikirian saya. Astagfirullah… sungguh begitu mengganggu, saya senantiasa menangis apabila mengingatnya.

Senantiasa ada dorongan yang begitu kuat yang senantiasa ada sehari-hari di fikiran saya untuk bertanya urutan yang sesungguhnya kenapa momen itu dapat berlangsung, saya senantiasa menginginkan bertanya seberapa besar desakan serta paksaan itu di terima oleh istri saya hingga istri saya ingin meladeni si Z?, berapakah kali persetubuhan itu berlangsung?, dimanapun?, setiap saat?, apakah istri saya nikmati persetubuhan itu meskipun dalam kondisi sangat terpaksa? Mengapa istri saya tak melawan? Serta banyak lagi misteri-misteri yang belum saya kenali yang menginginkan saya tanyakan ke istri saya. Kadang-kadang saya menghibur diri dengan berkata pada diri saya sendiri kalau semua suatu hal yang saya tidak paham, cuma Allah lah yang tahu.

Pantaskah saya bertanya hal semacam itu? Atau saya simpan serta saya pendam dalam-dalam pertanyaan itu? Namun rasa keingintahuan saya begitu besar… namun saya memikirkan jikalau istri saya narasi, apakah bakal memberi sakit hati ini. Butuh di ketahui apabila saya menyinggung sedikit saja momen itu, jadi istri saya segera terasa terpojokan, geram pada saya, menangis bahkan juga terkadang sukai ngelantur lantaran karena sangat tertekannya.

Istri saya senantiasa mengemukakan pada saya : “Ayah, tolong jangan sampai ungkit-ungkit kembali momen itu, bunda begitu sakit hati, bukanlah tekad bunda, hati bunda juga menjerit, bunda telah taubat, bunda telah bahagia saat ini, bunda telah terlepas dari lingkaran setan itu, bunda begitu suka telah terbebas… Bunda begitu berterima kasih sama Allah kalau Allah sudah memberi suami yang prima untuk bunda. Bunda menginginkan bahagia berbarengan bapak serta anak-anak serta menggerakkan usaha kita. Bunda begitu bahagia sekarang”.

Note : Nama, tempat, angka angka yaitu samaran, cerita ini kami tuang sebagai evaluasi kalau perselingkuhan itu bakal senantiasa selesai tak mengenakkan.

Cerita ini berniat kami tuang sebagai evaluasi dengan ramainya kesempatan serta peristiwa perselingkuhan yang banyak berlangsung di kota kota besar, mudah-mudahan cerita ini tak jadi terulang serta jadi pelajaran yang begitu bernilai begitu selingkuh itu begitu menghancurkan kehidupan berkeluarga, silakan menuai pelajaran yang bermakna dari cerita di ini... mohon bantu sebarkan supaya dapat jadi faedah untuk keluarga-keluarga yang lain..

0 Response to "Kepedihan Seorang Suami Yang Memaafkan Perselingkuhan Istrinya Demi Anak-Anak Mereka !!!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel