-->

Ternyata Iblis Juga Bisa Mengganggu Kita Lewat Sajadah, Berikut Kisah Nyatanya !!!



SIANG menjelang Dzuhur. Salah satu
Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, waktu berkumpulnya orang. Iblis sudah ada pada Masjid. Ia terlihat demikian khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma jadi beberapa ratus bentuk serta masuk dari semua penjuru, melalui jendela, pintu, ventilasi, dengan kata lain masuk melalui celah pembuangan air.

Pada tiap-tiap orang, Iblis juga masuk melalui telinga, kedalam syaraf mata, kedalam urat nadi, lantas menggerakkan denyut jantung tiap-tiap beberapa jamaah yang ada. Iblis juga melekat di tiap-tiap sajadah. “ " Hai, Blis! ", panggil Kiai, saat baru masuk ke Masjid itu. Iblis terasa tergangguk : “ " Kau lakukan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu tiap-tiap orang yang ada di dalam Masjid ini! ", jawab Iblis geram.

“Ini tempat tinggal Tuhan, Blis! Tempat yang suci, Bila kau ingin ganggu, kau bisa di luar kelak! “, Kiai coba mengusir. “

 " Kiai, kesempatan ini, adalah hari eksperimen system baru. Saya tengah mengaplikasikan trick baru, untuk menjerat kaummu. "
“ " Dengan apa? " “
 " Dengan sajadah! "
 " Apa yang bisa kau perbuat dengan sajadah, Blis? "
 " Pertama, saya akan masuk ke tiap-tiap yang memiliki saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Hingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan gaji dibawah UMR, untuk keuntungan besar! "
 " Ah, itu kan dapat dibuktikan trick lama yang seringkali kau gunakan. Tidak ada yang baru, Blis? "
 " Bukanlah itu saja Kiai... "
 " Lantas? "

 " Saya pasti akan masuk pada tiap-tiap tampilaner sajadah. Saya akan menumbuhkan ide, agar beberapa tampilaner itu membikin sajadah yang lebar-lebar. "
 " Untuk apa? "
 " Agar, saya lebih memiliki kesempatan untuk menanamkan rasa egois di tiap-tiap golongan yang kau pimpin, Kiai! Bukan sekedar itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar jadi barisan shaf akan renggang. Dan saya ada pada bagusganggan itu. Di situ Saya bisa turut membentangkan sajadah. "


Dialog Iblis dan Kiai sebentar terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Satu diantaranya, memiliki sajadah yang lebar. Sesaat, satu lagi, sajadahnya lebih kecil.

Orang yang miliki sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajadahnya, tanpa ada melihat kanan-kirinya. Sesaat, orang yang miliki sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika mesti menekan jamaah lain yang sudah lebih dahulu datang. Tanpa ada memikirkan panjang, yang memiliki sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, jadi beberapa sajadah yang lebar tertutupi semacamnya.

Keduanya tetaplah meperbuat sholat sunnah.

“ " Nah, saksikan itu Kiai! ", Iblis memulai percakapan lagi.
“ " Yang mana? "
 " Ada dua orang yang tengah sholat sunnah itu. Mereka miliki sajadah yang tidak sama ukuran. Saksikan saat ini, saya akan masuk di antara mereka. "

Iblis lenyap. Ia sudah masuk kedalam barisan shaf.

Kiai cuma memerhatikan ke-2 orang yang tengah meperbuat sholat sunah. Kiai akan melihat kebenaran gagasan yang disebutkan Iblis terlebih dulu. Yang memiliki sajadah lebar, rukuk. Lalu sujud. Tetapi, sambil bangun dari sujud, ia buka sajadahya yang tertumpuk, lantas menempatkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Sampai sajadah yang kecil kembali ada di bawahnya. Ia lalu berdiri. Sesaat, yang memiliki sajadah yang lebih kecil, meperbuat aspek sama. Ia juga buka sajadahnya, sebab sajadahnya ditumpuk oleh sajadah yang lebar. Itu berjalan sampai akhir sholat.

Bahkan juga, ketika sholat juga harus, bebrapa peristiwa itu beragam kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih pilih jadi diatas, daripada terima dibawah. Diatas sajadah, orang sudah berebut kekuasaan atas yang lain. Siapa yang memiliki sajadah lebar, jadi, ia akan menempatkan sajadahnya di atas sajadah yang kecil. Sajadah sudah jadikan Iblis sebagai pembedaan kelas.

Yang memiliki sajadah lebar, diindentikan sebagai beberapa yang memiliki kekayaan, yang setiap waktu mesti lebih diatas daripada yang lain. Dan yang memiliki sajadah kecil, adalah kelas bawah yang setiap waktu akan teratur jadi sub-ordinat dari orang yang berkuasa.

Diatas sajadah, Iblis sudah mengajari orang agar teratur kuasai orang lain. “ Astaghfirullahal adziiiim “, ucap sang Kiai pelan.

0 Response to "Ternyata Iblis Juga Bisa Mengganggu Kita Lewat Sajadah, Berikut Kisah Nyatanya !!!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel