Jangan Pernah Lukai Hati Ibu
9 Mar 2016
Add Comment
Sosok ibu itu seperti malaikat tidak bersayap yang mempunyai sinar surgawi di ke-2 matanya. Tidak pernah mengeluh ia saat sembilan bln. lamanya ia melindungi kita di rahimnya. Tidak pernah ada kalimat kasar yang ia keluarkan waktu kita dalam pelukannya. Bahkan juga waktu kita telah dewasa meskipun, ia senantiasa ada di samping kita serta melindungi kita dari marabahaya.
Dalam Ketenangannya, Dia Selalu Mencemaskan Kita
Ibu seringkali terlihat diam dan tenang. Tapi dalam ketenangannya, ia juga menyembunyikan kecemasannya. Saat kita pergi jauh dan lama tanpa mengabarinya, dia pasti akan bertanya-tanya. Dia sungguh menantikan sedikit kabar dari kita untuk membuatnya yakin kalau kita saat ini baik-baik saja.
Saat Dia Marah, Mengertilah Itu Juga untuk Kebaikan Kita Sendiri
Pernah melihat ibumu marah besar? Karena suatu kesalahan dan keteledoran yang kamu lakukan, emosi ibu bisa langsung meledak-ledak dan membuatmu kalang kabut. Tapi mengertilah, itu juga untuk kebaikanmu sendiri.
Saat kamu jadi orang besar dan sukses, semua itu tak lepas dari doa ibumu. Apa yang berhasil kamu dapatkan juga dari ketulusan dan keikhlasan hati ibumu memberimu restu. Walau mungkin ia bukan ibu yang sempurna, tapi cintanya selalu yang terbaik untuk anak-anaknya.
Ada Air Mata yang Diam-Diam Menetes Ketika Ia Sendiri
Dia mungkin pernah terluka. Hatinya dulu pernah tersakiti. Hanya saja ia tak pernah menunjukkan raut wajah sedih apalagi meneteskan air mata di depanmu. Dan air mata itu baru tumpah ketika ia sendiri. Barulah ia luapkan rasa sedihnya ketika tak ada orang yang paling ia cintai di dekatnya.
Ada doa yang terselip di setiap tetesan air matanya. Ada harapan yang sangat tinggi darinya untukmu. Ia hanya ingin kamu jadi orang yang sukses dan berhasil. Bahkan kalau bisa dia ingin kamu bisa mendapatkan nasib dan takdir yang jauh lebih baik dari dirinya.
"Ibu Hanya Ingin Kamu Bahagia"
Satu keinginan yang dimiliki semua ibu di dunia, ia hanya ingin anak-anaknya bahagia. Tak apa ia yang berkorban. Tak masalah jika dirinya harus bersusah pasah. Asal anaknya bisa bahagia dan jadi orang yang berhasil, ia sudah merasa cukup.
Sungguh tak pernah bisa kita membalas kebaikan dan membayar semua pengorbanan ibu. Tapi kita pasti selalu punya cara untuk tak pernah sekalipun melukai hatinya.
Ibu seringkali terlihat diam dan tenang. Tapi dalam ketenangannya, ia juga menyembunyikan kecemasannya. Saat kita pergi jauh dan lama tanpa mengabarinya, dia pasti akan bertanya-tanya. Dia sungguh menantikan sedikit kabar dari kita untuk membuatnya yakin kalau kita saat ini baik-baik saja.
Saat Dia Marah, Mengertilah Itu Juga untuk Kebaikan Kita Sendiri
Pernah melihat ibumu marah besar? Karena suatu kesalahan dan keteledoran yang kamu lakukan, emosi ibu bisa langsung meledak-ledak dan membuatmu kalang kabut. Tapi mengertilah, itu juga untuk kebaikanmu sendiri.
Saat kamu jadi orang besar dan sukses, semua itu tak lepas dari doa ibumu. Apa yang berhasil kamu dapatkan juga dari ketulusan dan keikhlasan hati ibumu memberimu restu. Walau mungkin ia bukan ibu yang sempurna, tapi cintanya selalu yang terbaik untuk anak-anaknya.
Dia mungkin pernah terluka. Hatinya dulu pernah tersakiti. Hanya saja ia tak pernah menunjukkan raut wajah sedih apalagi meneteskan air mata di depanmu. Dan air mata itu baru tumpah ketika ia sendiri. Barulah ia luapkan rasa sedihnya ketika tak ada orang yang paling ia cintai di dekatnya.
Ada doa yang terselip di setiap tetesan air matanya. Ada harapan yang sangat tinggi darinya untukmu. Ia hanya ingin kamu jadi orang yang sukses dan berhasil. Bahkan kalau bisa dia ingin kamu bisa mendapatkan nasib dan takdir yang jauh lebih baik dari dirinya.
Satu keinginan yang dimiliki semua ibu di dunia, ia hanya ingin anak-anaknya bahagia. Tak apa ia yang berkorban. Tak masalah jika dirinya harus bersusah pasah. Asal anaknya bisa bahagia dan jadi orang yang berhasil, ia sudah merasa cukup.
Sungguh tak pernah bisa kita membalas kebaikan dan membayar semua pengorbanan ibu. Tapi kita pasti selalu punya cara untuk tak pernah sekalipun melukai hatinya.
0 Response to "Jangan Pernah Lukai Hati Ibu"
Posting Komentar